LAPORAN PRAKTIKUM
MK. PRODUKSI TERNAK POTONGDAN KERJA
DI PETERNAKAN MASYARAKAT
(LAPANGAN)

Oleh:
Nama
: Andrean Sianturi
NIM
: EIC017100
Kel.
Lapangan: 3/5
Jurusan Peternakan – Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
Oktober 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang
maha Esa karena kasih karuniaNya lah penulis dapat menyelesaikan laporan
praktikum lapangan ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada bapak
Ir. Dwatmadji, Msc ,PhD selaku dosen pengampu mata kuliah produksi ternak
potong dan kerja yang telah mempercayakan kami untuk melakukan praktikum ini.
Penulis juga berterima kasih kepada abang dan kakak koas yang telah berusaha
keras untuk membimbing penulis supaya laporan ini bisa terselesaikan. Tak lupa
juga penulis ucapkan terima kasih kepada teman sekolompok kelompok lapangan 3/5.
Selain itu penulis juga berterima kasih bagi pak Amiruddin beserta keluarga
yang telah menerima kami untuk melakukan survei dan telah memberi ilmunya
kepada kami.
Dalam penulisan laporan
ini penulis sadar banyak kekurangan dan kelemahan penulis oleh karena itu
penulis membutuhkan saran dan kritik yang membangun. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih bagi orang orang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan laporan ini.
Bengkulu, Oktober 2018
Andrean Chandra Sianturi
HALAMAN PENGESAHAN
Sehubungan dengan penyusunan laporan praktikum MK Produksi Ternak Potong
dan Kerja di Peternakan Masyarakat / Lapangan yang saya ikuti pada semester
Ganjil 2017/2008, maka bersama ini saya:
Nama Mahasiswa
|
:
|
Andrean Chandra Sianturi
|
NIM
|
:
|
E1C017100
|
Nama Kelompok Lapangan
|
:
|
Lapangan 3/5
|
Jenis Ternak
|
:
|
Sapi bali
|
Menyatakan bahwa laporan ini benar-benar saya susun sendiri, dan bukan
merupakan hasil laporan praktikum mahasiswa lain.
Laporan ini juga sudah saya konsultasikan dengan Asisten Dosen MK. Produksi
Ternak Potong dan Kerja.
Bengkulu, 26
Oktober 2018.
Asisten
Dosen, Nama
Mahasiswa,
<Rainaldo
Sitopu> <Andrean
C Sianturi>
NIM:
EIC016064 NIM:
EIC017100
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
A.
MATERI
DAN METODE
A.1. Jadwal pelaksanaan dan daftar anggota kelompok
Adapun
jadwal pelaksaan praktikum ini adalah pada tanggal 10 September 2018( peninjauan lokasi ) dan
tanggal 19 oktober 2018 (Pelaksanaan ) dan
anggota kelompok saya adalah :
1. Andrean
Sianturi (E1C017100)
2. Benny
Praka Setiawan (E1C017158)
3. Dafid
Noviansyah (E1C017141)
4. Joddy
Almutaqin (E1C017085)
5. Octalia
Panjaitan (E1C017050)
6. Viona
Cindy Hapsari (E1C017126)
7. Yogi
Setiaji (E1C017059)
A.2. Lokasi
Peternakan
Alamat
lokasi peternakan yang kami amati dan survei adalah : Jl. WR Supratman Jl. WR Supratman Swadaya II Kel. Bentiring Kec. Muara
Bangkahulu RT 07 RW 02 Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu.
A.3. Materi
A.3.1. Ternak
Hewan
yang sengaja di pelihara untuk dimanfaatkan hasil produksinya sebagai sumber
pangan, bahan baku industri dan membantu manusia dalam bekerja disebut dengan
ternak. Hewan disebut dengan ternak dilihat dari
kedekatannya dengan manusia, dimana semua hal yang berhubungan dengan ternak
diatur oleh manusia dengan tujuan ternak beerproduksi secaa optimal sesuai
dengan kemampuan genetis ternak (Zahir, 2011).
Pengamatan
yang kami lakukan terhadap ternak yang di pelihara pak Amiruddin adalah sapi dengan
jenis sapi bali. Sebagian besar ternak yang di pelihara adalah betina karena
karena tujuan pemeliharaannya adalah untuk pengembangan jumlah sapinya . Dari
pernyataan pak Amiruddin sapi jantan biasanya hanya dipelihara untuk dijual
pada saat hari-besar seperti hari kurban.
Sapi bali merupakan sapi potong unggulan dari indonesia, dan hasil domestikasi dari banteng
( bos bilos banteng ) (Masnah, 2013)
juga menyatakan bahwa Sapi bali menjadi primadona diindonesia karena selain
produksi dagingnya yang baik saopi ini juga dimanfaat untuk membantu pekerjaan
di sawah dan diladang. Selain itu sapi bali ikut berkontribusi dalam memenuhi
kebutuhan daging di Indonesia. Menurut data stastistik peternakan sapi bali
indonesia memberikan kotribusi sebanyaak 26,92 persen dibandingkan dengan
bangsapi lainya. Namun demikian kinerja sabi bali dalam menghasilkan daging
belum maksmal sehingga diperlukan berbagai upaya agar sapai bali bisah
memberikan hasil yagn optimal. Usaha yang tengah dan sudah dilakukan di
berbagai daerah antara lain dengan menerapakan berbagai strategi pemberian
pakan, manajemen pemeliharaan dan peningkatan genetik melalui seleksi
(Chalid,2002).
A.3.2. Pakan
Pakan yang diberikan ke ternak sapi adalah pakan hijauan dan
kosentrat. Pakan hijauan yang di berikan adalah rumput-rumputan yang diambil di
sekitar kandang. Pemberian pakan hijauan di lakukan secara ad limitum. Air
minum yang di berikan adalah air putih yang langsung di ambil di kran. Jumlah
hijauan yang di berikan kepada sapi adalah 10% dari bobot badan sapi,
pemberian kosentrat 1 kg per harinya.
Pakan
yang didapatkan pada sapi tersebut adalah hijauan pada lahan perkebunan tanaman
sawit disekitar tempat tinggal pak Amiruddin. Sapi-sapi akan menuju ke lahan
sawit dengan sendirinya dan akan kembali kekandang juga dengan sendirinya, jadi
pak Amiruddin tidak memberikan pakan tambahan pada sapinya. Biasanya sapi pak
Amiruddin akan dilepas pergi yaitu pada pukul 9 pagi dan akan kembali kekandang
pada sore hari.
A.3.3. Kandang
Kandang
adalah media budidaya ternak, yang bertujuan untuk mengubah iklim mikro di
dalam kandang yang efektif, dimana
respon ternak terhadap flukutasi Iklim
rendah. Fungsi kandang adlah untuk melindungi tenak dari predator, memudahkan
tatalaksana, dan menghasilkan produktifitas ternak yang efektif dan efisien
(Nandari, 2008).
Pak
Amiruddin mempunyai lahan dan kandang sendiri dalam memelihara sapinya. Ukuran
kandang sapi milik bapak Amiruddin adalah 4 x 30 meter dan kandang sapi ini
mempunyai dinding yang terbuat dari kayu, lantai tanah dan atap menggunakan
seng. Besar biaya yang telah dikeluarkan pak Amiruddin unruk kandang sapi
selama pemeliharaan ini adalah berkisar 20 juta rupaih.
Menurut
Ainur (2007) Ukuran kandang yang dibuat untu seekor sapi jantan dewasa adlah
1,5 x 2 m atau 2,5 x 2 m, sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m
dan untuk anak sapai cukup 1,5 x1 m per ekor, dengan ketinggian kurang lebih 2-
2,5 m dari tanah. Temperatur di sekitar kandang adalah kisaran 25-40 derajat C
dan kelembapan 75%. Ukuran kandang untuk
kambing jantan dewasa adalah 110 cm x125 cm, betina dewasa 100 cm x 125 cm ,
untuk ana kambing sudah sapih 100 x 125 cm per ekor. Temperatur disekitar
kandang kisaran 25- 40 derajat dan kelembapan 70% ( Agung, 2010).
A.3.4. Peralatan
Peralatan
adalah semua barang atau alat yang digunakan peternak untuk merawat ternaknya
dan untuk mempermudah dalam pemeliharaan ternak. Adapun peralatan yang
digunakan sebagai berikut yaitu, ember, sekop, karung, arit, cangkul, gerobak
sorong, pisau, sapu lidi dan sepatu boot.
A.4. Anggota dan foto di lokasi
A.4.1. Anggota kelompok
1. Andrean
Sianturi(E1C017100)
2. Benny
Praka Setiawan (E1C017158)
3. Dafid
Noviansyah (E1C017141)
4. Joddy
Almutaqin (E1C017085)
5. Octalia
Panjaitan (E1C017050)
6. Viona
Cindy Hapsari (E1C017126)
7. Yogi
Setiaji (E1C017059)

A.4.2. Foto di lokasi

B.
HASIL DAN PEMBAHASAN
B.1. DATA
PEMILIK
A.
Nama pemilik :
Amiruddin
B.
Pekerjaan Utama :
Peternak
C.
Pekerjaan lainya :
Petani
D.
Umur/Pendidikan terakhir :
66/SLTP
E.
Jumlah keluarga :
3 orang
a. Alamat :Jl. WR Supratman Jl. WR Supratman Swadaya II Kel.
Bentiring Kec. Muara Bangkahulu RT 07 RW 02 Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu.
F.
Peta lokasi
G.
Kepemilikan :
Milik sendiri
H.
Jumlah penghasilan :
4.000.000/ bulan
Pemilik sapi yang kami amati adalah
bapak Amiruddin, bapak ini pekerjaan utamanya adalah sebagai peternak sapi dan
adapun pekerjaan sampinganya adalah petani dan mengurus tanaman. Bapak
Amiruddin sekarang berumur 66 tahun dan mempunyai jumlah keluarga yaitu 3
orang. Bapak Amiruddin tinggal bersama istrinya dan anaknya sedang dalam
menempuh pendidikan.Lokasi peternakan sapi bapak Amiruddin ini berada di
Surabaya, RT 7 kelurahan Bentiring. Status kepemilikan sapi bapak Amiruddin
adalah ternak milik sendiri dengan rata – rata penghasilan keluarga dari
peternakan perbulan adalah 4.000.000 Rupiah.
B.2. Ternak
·
Tujuan
pemeliharaan : Pengembangbiakan
·
Kapan
mulai beternak : 1974
·
Jumlah
ternak : 58 ekor
·
Jenis
Ternak :
Sapi
·
Bangsa
Ternak : Sapi
Bali
·
Perkiraan
Umur ternak : Sapi jantan
dibawah umur 3 tahun dansapi betina lebih dari 10 tahun.
·
BCS
Ternak (Kalau sapi) : 4 – 6
·
Kapan
ternak mulai dipelihara dan kapan dijual : Bermulai
pada tahun 1974 dan dijual pada hari besar Idul Adha
·
Pemanfaatan
kompos : Feses dimanfaatkan sebagai pupuk kandang
untuk tanaman.
·
Lama
pemeliharaan : 8 bulan
·
Estimasi
harga jual dan harga beli ternak : 14
juta
Dalam
pengamatan kami bahwa tujuan dari pemeliharaan ternak sapi oleh pak Amiruddin
adalah untuk pengembangbiakan sapinya. Pemeliharaan sapi bali bali sudah
dimulai oleh bapak Amiruddin sejak tahun 1974 hingga sekarang. Jumlah dari
ternak sapi yang sudah dimiliki oleh bapak Amiruddin sudah ada 58 ekor yang terdiri
dari jantan dan betina. Dari semua sapi bali milik bapak Amiruddin sapi jantan
memiliki umur kira-kira dibawah 3 tahun dan umur sapi betinanya sudah ada yang
mencapai 10 tahun.
Sapi bali merupakan sapi potong unggulan dari indonesia, dan hasil domestikasi dari banteng
( bos bilos banteng ) (Masnah, 2013)
juga menyatakan bahwa Sapi bali menjadi primadona diindonesia karena selain
produksi dagingnya yang baik saopi ini juga dimanfaat untuk membantu pekerjaan
di sawah dan diladang. Selain itu sapi bali ikut berkontribusi dalam memenuhi
kebutuhan daging di Indonesia. Menurut data stastistik peternakan sapi bali
indonesia memberikan kotribusi sebanyaak 26,92 persen dibandingkan dengan
bangsapi lainya. Namun demikian kinerja sabi bali dalam menghasilkan daging
belum maksmal sehingga diperlukan berbagai upaya agar sapai bali bisah
memberikan hasil yagn optimal. Usaha yang tengah dan sudah dilakukan di
berbagai daerah antara lain dengan menerapakan berbagai strategi pemberian
pakan, manajemen pemeliharaan dan peningkatan genetik melalui seleksi
(Chalid,2002).
Menurut
pengamatan kami terhadap BCS ternak sapi bapak Amiruddin adalah antara 4 sampi
6, karna kami melihat bahwa sapi-sapi disana tubuhnya sudah tidak tampak tulang
rusuk dan mulai tertutupi oleh daging dan lemak. Untuk bisa memperoleh suatu
score yang baik para peternak bisa melakukan pengamatan dari berbagai arah,
yakni dari arah samping, belakang dan depan, kemudian memegang dan mengukur
sapi-sapi tadi. Sapi-sapi dapat diidentifikasi dari 3 arah yaitu
pengamatan dari samping, pengamatan dari belakang dan pandangan dari
samping (Aak, 1990).
Menurut Abidin 2002 pertumbuhan bobot badan
dan ukuran tubuh dipengaruhi oleh umur, dimana apabila umur meningkat maka
batas tertentu ukuran tubuh dan bobot badan juga meningkat. Dari acuan tersebut
dalam memelihara sapi khususnya untuk penggemukan sapi perlu di ketahui umur
dari ternak yang di pelihara. Dari hal
itulah yang mengacu pada peternak perlu mengetahui umur ternak, dalam
pengamatan kami memang benar peternak yang kami wawancarai mengetahui umur
ternak walaupun tidak tau secara detail.
B.3. PAKAN
·
Jenis
pakan yang diberikan : Pakan hijauan
·
Formulasi
ransum : -
·
Jumlah
pemberian pakan : Tidak menentu
·
Apakah
ada perlakuan terhadap pakan : Tidak ada
·
Siapa
yang memberikan informasi tentang teknologi pakan: Tidak ada
·
Cara
mendapatkan pakan : Mencarai disekitaran
kebun sawit milik warga
·
Estimasi
kandungan nutrisi :
·
Estmasi
biaya pakan : Tidak beli
Konsumsi hijauan setiap ternak sapi berbeda-beda, Setiap
harinya konsumsi tidak tetap, perubahan tersebut dapat disebabkan oleh jenis
hijauan yang di berikan, kondisi fisik ternak yang mempengaruhi nafsu makan
atau sapi memakan pakan sebelahnya sehingga konsumsi pakan dapat berkurang atau
naik pada saat dihitung ( Endah, 2009).
Pada pengamatan dan survei
kami terhadap ternak bapak Amiruddin bahwa dalam pemberian pakan ke ternak sapi
hanya diberikan pakan hijauan saja tanpa pemberiaan formulasi atau tambahan
ransum lainya. Pakan hijauan didapatkan langsung dari perkebunan sawit sekitar
tempat tinggal bapak Amiruddid. Ternak sapi milik bapak Amiruddin mendapat
pakan hijauan itu dengan mencari sendiri ke kebun sawit tanpa harus diambil dan
diawasi oleh pemiliknya. Setiap paginya sapi-sapi akan beranjak pergi ke kebun
sawit milik warga untuk mencari rumput dan akan kembali kendang pada sore
dengan sendirinya, jadi sapi milik bapak Amiruddin sudah sangat mandiri.
Menurut tillman et al 1998
bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan dapat dicerna sebagian
atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan ternak yang memakannya. Pakan yang
sering di berikan pada sapi adalah jenis rerumputan. Dalam pengamatan kami
pakan yang di berikan pada sapi adalah rumput gajah, ampas tahu dan solid. Rumput
gajah di berikan untuk sumber serat pada ternak . sedanggkan untuk penampahan
kebutuhan protein peternak memberikan ampas tahu dan solid sebagai konsentrat.
B.4. KANDANG
·
Ukuran
kandang Panjang : 30 M
Lebar
: 4 M
Tinggi
: 5 M
·
Bahan
kandang dinding : Kayu
lantai,
: Tanah
atap : seng
konstruksi : Kayu
·
Gambar

·
Estimasi
biaya pembuatan kandang : 20.000.000 Rupiah
Ukuran kandang sapi milik bapak
Amiruddin adalah dengan panjang 30 meter, lebar 4 meter dan tinggi kira-kira 3
meter. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan kandang ini yaitu kayu,
bagian dinding dan kontruksi lainnya terbuat dari kayu, lantai kandang masih
menggunakan tanah dan untuk atapnya sendiri menggunakan seng. Mulai dari awal
pemeliharaan sapi bapak Amiruddin telah banyak melakukan perbaikan terhadap
kandang, melalui wawancara kami bahwa total biaya yang sudah bapak Amiruddin
keluarkan yaitu sekitar 20 juta rupiah
Menurut
Purbowati & Rianto, 2009 ada beberapa syarat dalam pembuatan kandang
yaitu sebagai berikut.
1. Letak
kandang terpisah dari rumah dengan jarak lebih dari 10 meter.
2. Kandang
harus berada di lokasi yang lebih tinggi dari tanah sekitarnya, untuk
menghindari genangan air pada saat musim penghujan.
3. Dibelakang
kandang dibuatkan lobang untuk menampung kotoran ternak.
4. Ventilasi
kandang cukup baik.
5. Usahakan
lokasi kandang dekat dengan sumber air.
6. Bahan
bangunan kandang terbuat dari kayu, bambu atau bahan lain yang kuat.
B.5. KESEHATAN TERNAK
·
Nama
penyakit yang pernah terdeteksi : Mengeluarkan darah dari kuping, jembrana,
dan sakit mata.
·
Cara
pencegahan penyakit : Untuk penyakit keluar darah dicegah
dengan memberikan air asam jawa, gula aren dan kunyit, sedangkan penyakit
jembrana dan sakit mata cukup dengan air garam.
·
Cara
pengobatan penyakit : Pengobatan tradisional
·
Estimasi
biaya untuk kesehatan ternak : 3 juta
lebih.
Menurut Penjelasan dari bapak
Amiruddin bahwa ternaka sapi yang dia miliki pernah mengalami berbagai penyakit
diantaranya, mengekuarkan darah dari kuping, jembrana, dan sakit mata. Adapan
pencegahan atau pengobatan yang telah dilakukan oleh bapak Amiruddin adalah
dengan memberikan air asam jawa, gula aren, dan kunyit untuk menyembuhkan
penyakit yang mengeluarakn darah dari kuping dan jemberana dan unutuk penyakit
mata cukup hanya menggunakan air garam saja. Besar biaya yang telah dikeluarkan
oleh bapak Amiruddin selama pemeliharaan sapi miliknya untuk pengobatan sapi
adalah berkisar 3 juta rupiah
B.6. INSEMINASI BUATAN (Kalau ada informasi tentang ini)
·
Apakah
bapak/ibu tahu tentang IB : Mengetahui
·
Kapan
bapak tahu tentang IB : 2013/2014
·
Dari
mana bapak tahu tentang IB : Inseminator
·
Apakah
bapak menerapkan program IB pada ternak bapak : -
·
Berapa
jumlah ternak yang di IB :2
·
Apakah
bapak tahu tanda-tanda sapi birahi : Mengetahui (3A)
·
Tanda
birahi seperti apa : Sapi akan ribut , stress dan tidak nafsu makan
·
Apakah
bapak tahu kalau ternak sudah bunting : Tidak
·
Berapa
kali IB sampai ternak bunting : 1 kali berhasil, yang kedua gagal
·
Apakah
bapak tahu Jenis straw yang di pakai, bangsa apa saja : limousin
·
Apakah
menurut bapak biaya IB : Mahal
Berdasarkan pengamatan kami bahwa
dalam penggunann IB terhadap ternak milik pak Amiruddin pernah sekali
menerapkan IB terhadap ternaknya pada tahun 2013 dengan jenis straw limousin.
Pertama bapak Amiruddun mengetahui tentang IB ini dari petugas inseminator yang
memberikan informasi tentang IB. Dari hasil inseminasi buatan ini jumlah anak
yang didapat yaitu dua ekor sapi. Menurut dari bapak Amiruddin biaya yang
dikeluarkan untuk IB itu cukup besar dan belum tentu berhasil, maka bapak itu
tidak pernaha lagi menggunakan teknik IB pada ternaknya.
B.7. PERHITUNGAN EKONOMI
·
Biaya
untuk produksi bibit ternak : Tidak
ada
pakan
ternak : Tidak di ketahui
·
Biaya
untuk Tenaga kerja/bulan : Tidak
memiliki tenaga kerja
·
Biaya
lainnya (kalau ada) :
Tidak ada
·
Hasil
penjualan hasil ternak ternak hidup : 14 juta Rupiah/ekor.
Pada perhitungan ekonomi ini bapak Amiruddin termasuk
peternak sapi dengan biaya pengeluaran yang tidak begitu banyak, karna dari produksi
bibit dan pakan ternaknya tidak dibeli contohnya pada pemberiaan pakan hijauan
hanya didapatkan dari kebun sawit warga sekitar dan tidak ada memberikan
tambahan ransum atau apapun pada ternaknya. Mengenai dari biaya penjualan hasil
ternak, bapak Amiruddin dapat menghasilkan uang sekitar 14 juta rupiah per
ekornya. Penjualan sapi ini biasanya dilakukan pada saat menjelang hari-hari
besar seperti hari Idul adha.
C.KESIMPULAN
DAN SARAN
C.1. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum lapangan
maka dapat di simpulkan sebagai berikut.
1.
Tujuan utama dari pemeliharaan sapi oleh bapak Amiruddin
adalah untuk meningkatkan pengembangbiakan ternka sapi.
2.
Manajemen dan pemeliharan
yang baik dan benar sangat berpengaruh terhadap produktivitas dan
perkembangbiakan dari ternak.
3.
Kewirausahaan ternak seperti yang dijalankan oleh bapak Amiruddin masih
mempunyai peluang luas terhadap semua masyarakat.
C.2 Saran
Sebaiknya dalam melaksanakan
praktikum lapangan perlu adanya koordinasi yang baik antara pemilik peternak dengan
praktikan agar dalam wawancara atau suvei yang dilakuakan mendapatkan hasil
yang baik dan detail.
DAFTAR
PUSTAKA
Abidin,Z. 2004. Pengembangan
Sapi Potong. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Alan. 2009. Ilmu Ternak Potong. Gajah Mada, University
Press : Yogyakarta.
Kadarsih
Siwitri. 2004. Performans Sapi Bali
Berdasarkan Ketinggian Tempat di Daerah Transmigrasi Bengkulu : I. Performans
Pertumbuhan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
Prabowo agung.
2010. Petunjuk Teknis Budidaya Ternak
sapi potong (Materi Pelatihan Agribisnis bagi KMP ). BPTP Sumatera Selatan.
Rasyid Ainur dan
Hartati. 2007. Petunjuk Teknis
Perkandangan Sapi Potong. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.
Grati Pasuruan.
Subekti Endah.
2009. Ketahanan Pakan Indonesia. Fakultas
Pertanian Universitas Wahid Hasyim. Semarang.
Sugeng, Y.B.
2000. Beternak Sapi Potong. Penebar
Swadaya: Jakarta.
Talib Chalib.
2002. Sapi Bali di Daerah Sumber Bibit
dan Peluang Pengembanganya. Balai Penelitian Ternak. Bogor.
Timan. 2003. Pengaruh Lingkungan terhadap Keadaan Fisiologis.
Erlangga. Jakarta.
LAMPIRAN


