Rabu, 21 Agustus 2019

LAPORAN PRAKTIKUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS KARKAS DAN PENGAMATAN ORGAN DALAM BROILER


LAPORAN PRAKTIKUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS
KARKAS DAN PENGAMATAN ORGAN DALAM BROILER
                        Nama                           :  Andrean Chandra Sianturi
NPM                           :  E1C017100
Shift                           :  08:00-10:00 WIB
Kelompok                   :  12
                        Dosen Pengasuh          :  1. Ir. Kususiyah, MS
                                                                2. Dr. Nurmelliasari, S.Pt, M.Sc
                                                                3. Ir. Hardi Prakoso, MP
                        Co. ass                         : 1) Ahmad Kusnandar
                                                          2) Anindita
                                                          3) Arief Sofyan
                                                          4) Dessy Wulandari
                                                          5) Dwi Sulistyo
                                                          6) Mexi Mandela
                                                          7) Siti Fatimah
                                                          8) Siti Kurniati
LABORATORIUM PETERNAKAN
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LatarBelakang

Ternak unggas merupakan aset nasional yang turut menunjang kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Seiring dengan meningkatnya permintaan konsumen terhadap kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan produk peternakan membuktikan bahwa usaha peternakan dewasa ini mengalami kemajuan. Diantara produk-produk tersebut unggas memegang peranan yang sangat penting, karena digemari dan banyak dikenal oleh masyarakat.
Karkas unggas adalah bagian tubuh hasil pemotongan setelah dikurangi darah, kepala, kedua kaki pada bagian bawah (mulai dari carpus dan tarsus), kulit, saluran pencernaan, usus, jantung, tenggorokan, paru-paru, limpa, dan hati sedangkan ginjal sering dimasukkan sebagai karkas.  Faktor utama yang diperhatikan untuk menilai karkas yang dipasarkan adalah; bobot karkas, potongan karkas yang dapat dijual (cutability) dan kualitas daging.
Pencernaan adalah rangkaian penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat makanan dalam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Pada pencernaan tersangkut suatuperubahan fisik dan kimia dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Proses pencernaan  makanan pada ternak ruminansia relatif lebih komplek dibandingkan proses pencernaan pada jenis ternak lainnya. Alat pencernaan terdiri atas saluran yang memanjang mulai dari mulut sampai ke usus dan berakhir di lubang pelepasan atau anus. Ayam memiliki pencernaan yang sederhana. Oleh sebab itu hanya tersedia tempat yang sempit untuk kehidupan jasad renik dalam usus yang diperlukan untuk membantu mencerna pakan.
1.2 Tujuan
1. Bagian-bagian potongan karkas pada broiler.
2. Untuk mengetahui bobot dan deskripsi organ-organ pencernaan broiler.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Broiler adalah istilah untuk menyebutkan strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi pakan yang baik dan dapat dipotong pada usia yang relatif mudah sehingga sirkulasi pemeliharaannya lebih cepat dan efisien serta menghasilkan daging yang berkualitas baik (Murtidjo, 1992).
Karkas yaitu ayam yang telah disembelih dan dikurangi bagian-bagian tertentu.Karkas ayam dibedakan menjadi menjadi karkas kosong dan karkas isi.Karkas kosong yaitu karkas yang telah disembelih dan dikurangi darah, bulu, alat-alat tubuh bagian dalam (jeroan), kepala, dan kakinya.Biasanya paru-paru dan ginjal menjadi bagian dari karkas, kecuali ada permintaan khusus. Karkas isi yaitu karkas kosong segar, tetapi diisi dengan hati, jantung, dan ampela yang sudah dibersihkan (Priyatno, 2000).
Karkas ayam diperoleh dari tubuh ayam setelah mengalami serangkaian proses pemotongan ayam. Karkas yang diperdagangkan ada beberapa macam seperti dressed yaitu bagian dalam tubuh ayam tanpa darah dan bulu serta evicerasted yaitu tubuh ayam tanpa darah, bulu, dan seluruh isi rongga perut yang disebut juga karkas kosong (Priyatno, 2000).
Untuk memperoleh karkas yang baik, prosessing perlu dilakukan di tempat pemotongan yang bersih dengan cara yang baik dan benar. Karkas yang baik adalah karkas yang besih, higienis dengan penampilan menarik.Karkas ayam dibuat klasifikasinya berdasarkan bagian-bagian tubuh (Rasyaf, 2003). Selama proses pengolahan akan terjadi kehilangan berat hidup kurang lebih 1/3 bagian (berat daging siap masak itu nantinya kurang lebih 2/3 dari berat hidupnya) karena bulu, kaki, cakar, leher, kepala, jeroan atau isi dalam dan ekor dipisah dari bagian daging tubuh dengan demikian daging siap masak itu hanya tinggal daging pada bagian tubuh tambah dengan siap masak itu 75% dari berat hidup (Rasyaf, 2003).
Persentase bagian non karkas pada ayam broiler untuk setiap umur berbeda-beda yaitu pemotongan 8 minggu persentase karkasnya untuk jantan 64,6%, kepala dan leher 6,5%, kaki 3,3%, hati 2,6%, ampela 4,4%, jantung 0,6%, usus 6,6%, darah 5,4%, dan bulu 6,0%. Untuk betina karkas 71%, kepala dan leher 4,8%, kaki 4,5%, hati 3,1%, ampela 5,6%, jantung 0,6%, usus 0,5%, darah 4,2% dan bulu 9,6% (Murtidjo, 2003).
Sekarang ini ayam broiler di pasarkan dalam bentuk potongan-potongan komersial. Proposal bagian-bagian karkas seperti paha memiliki persentase 10 %, sayap sebanyak 15 %, betis 17 % dan dada 30 % dari bobot karkas. Bagian bobot dada dan punggungnya dapat di belah dua, sehingga potongan karkas komersial berjumlah 10 bagian. Bobot karkas berbeda-beda untuk setiap umurnya seperti pada umur 8 minggu memiliki bobot karkas sekitar 1,995 gram dengan persentase bagian-bagian karkas yaitu lemak abdominal 4,3%, sayap 9,6%, betis 13,0%, paha 16,6%, dada bertulang 34,2% dan dada tanpa tulang 22,6% (Amrullah, 2002).
Sistem pencernaan unggas berbeda jauh dari yang mamalia.Burung yang ada tidak memiliki gigi maka tidak ada pengunyahan.Kerongkongan bermuara langsung ke crop, di mana pakan disimpan dan direndam. Pakan setelah dari crop kemudian lolos ke proventriculus (lambung kelenjar). Makanan selamadi proventriculus akan disimpan sementara dan cairan pencernaan atau enzim disekresikan dan dicampur dengan itu. Pakan selanjutnya bergerak melalui usus kecil,.sekum, dan usus besar serta kloaka (Scanes et al., 2004). Kloaka mempunyai otot spinter. Efek dari otot spinter pada kloaka yaitu kloaka selalu tertutup rapat dan membuka pada hanya saat membuang kotoran dan kapalatis (Sutiyono, 2001).
Pakan selanjutnya melewati gizzardGizzard adalah organ yang sangat berotot, di mana dengan bantuan batu atau pasir ditelan oleh ayam, pakan hancur dan tanah. Ransum yang diberikan pada ternak dapat mempengaruhi kerja organ dalam dan saluran pencernaan ayam.Sistem organ pencernaan berkembang sesuai dengan ransum yang diberikan.Kelainan pada organ dalam biasanya ditandai dengan adanya perubahan organ dalam secara fisik seperti perubahan warna dan ukuran. Organ dalam pada ternak mempunyai fungsi yang saling berhubungan, berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan pengamatan terhadap persentase bobot organ dalam ayam (Widianingsih, 2008).
Giblet atau jeroan merupakan hasil ikutan  yang dapat dimakan, biasanya terdiri dari hati, jantung dan ampela. Hati merupakan organ yang berfungsi sebagai alat penyaring zat-zat makanan yang diserap sebelum masuk dalam peredaran darah dan jaringan-jaringan (Abubakar dan Nataamijaya, 1999:178), terdiri dari lobi kanan dan kiri yang hampir sama ukurannya, bagian tepinya secara normal adalah lancip dan bila terjadi pembesaran menjadi bulat (Mc Lelland, 1990 yang disitasi oleh Sajidin, 1998:9)
Hati unggas berwarna kecoklatan sampai coklat muda kekuningan dengan bobot 45 sampai 51 g atau 1,7 sampai 2,3 % dari bobot hidup (Abubakar dan Nataamijaya, 1999:178). Warna hati tergantung pada nutrisi, warna hati yang normal adalah coklat kemerahan atau coklat terang dan apabila makanan mengandung lemak tinggi warnanya menjadi kuning (Mc Lelland, 1990 yang disitasi oleh Sajidin, 1998:8).
Persentase hati pada pemotongan umur 8 minggu untuk broiler jantan adalah 2,6% dan untuk broiler betina adalah 3,1% sedangkan pada pemotongan umur 10 minggu untuk broiler jantan adalah 2,1% dan untuk broiler betina adalah 3,7% (Murtidjo, 1987:10).
Jantung adalah suatu struktur muskular berongga yang bentuknya menyerupai kerucut yang berfungsi memompakan darah ke dalam bilik-bilik atrial dan kemudian memompakan darah tersebut dari ventrikel menuju ke jaringan dan kembali lagi. Katup-katup jantung terbuka dan tertutup mengikuti urutan yang tepat agar darah mengalir kesalah satu jaringan saja (Frandson, 1992:438). Persentase bobot jantung yang normal berkisar antara 0,50 sampai 1,42% dari bobot hidup (Nickel et al., 1977 yang disitasi oleh Abubakar dan Nataamijaya, 1990:179). Pada pemotongan umur 8 minggu persentase jantung pada broiler jantan dan betina adalah 0,6% dan pada pemotongan umur 10 minggu untuk broiler jantan adalah tetap dan broiler betina menurun menjadi 0,4% (Murtidjo,1987:10).
Ampela merupakan otot yang tebal dan memiliki dua lubang kecil, lubang pertama untuk memasukkan makanan dari proventrikulus dan lubang kedua untuk melanjutkan makanan ke duodenum. Ampela seringkali dinamakan perut otot yang berfungsi untuk menghasilkan dan menggiling makanan kasar sebelum masuk ke usus (Abubakar dan Nataamijaya, 1999:178).
Ampela mempunyai otot-otot kuat yang dapat berkontraksi secara teratur untuk menghancurkan makanan sampai menjadi bentuk pasta yang dapat masuk ke dalam usus halus. Ampela biasanya mengandung grit (batu kecil dan pasir) yang akan membantu pelumatan biji-biji yang masih utuh (Tillman et al., 1991:192). Grit esensial untuk pencernaan yang optimum karena grit dapat meningkatkan pergerakan dan penggilingan ampela serta meningkatkan daya cerna bahan pakan kasar. Walaupun demikian, ada tidaknya grit tidak akan mempengaruhi pertumbuhan maupun reproduksi unggas (Sajidin, 1998:11).




Nama Organ
Data Praktikum
Data Literatur
Panjang (cm)
Berat (gram)
Panjang (cm)
Berat (gram)
Literatur
Oesophagus
13
2
20
5
Suprijatna et al., (2005)
Crop
8
23
7-10
5-7,5
Wihandoyonoet al. (2008)
Proventriculus
10
10
6
6-8,1
Sari dan Ginting (2012),Has et al.(2014)
Gizzard
6
30
5
25
Yoder et al.,  (2013)
Usus halus
Duodenum
27
12
12
Hamsah (2013)
Jejenum
79
18
74
21
Hamsah (2013)
Ileum
69
12
32
15
Usman (2010)
Organ tambahan
Hati
8
29
22
Tarigan et al., (2013)
Pankreas
11
3
2
Suprijatna et al., (2005)
Limfa
2
1
2
Resnawati (2010)
Tabel data pengukuran panjang dan berat organ pencernaan ayam











BAB III
METODOLOGI
3.1 Bahan dan Alat
·                     Ayam broiler 
·                     Pisau pemotong 
·                     Meja 
·                     Nampan 
·                     Talenan 
·                     Timbangan 
·                     Gunting bedah 
·                     Air biasa, Air hangat suhu 30-50°C
·                     Plastik pengemas
·                     Penggaris

3.2  Cara Kerja
1)      Tangkap ayam yang akan dipotong dengan hati-hati dan timbanglah bobot berat hidupnya.
2)      Selanjutnya bawa ayam ke tempat pemotongan.
3)      Memotong (sembelih) ayam dengan cara memegang kedua sayap dengan tangan kiri dan kedua kaki ayam dengan kedua tangan kanan, dan arahkan tubuh ayam ke arah barat (menghadap kiblat) dengan posisi kepala lebih rendah dari pada bagian badannya. Potong vena yugularis, trachea dan oesofagus dengan pisau tajam. Diamkan beberapa saat sampai darahnya berhenti mengalir.
4)      Mencelupkan ayam yang telah dipotong kedalam air panas bersuhu 30-50°C selama 45 detik (sampai bulu sayap mudah dicabut), karena pada praktikum ini mesin pencabut bulunya mengalami gangguan teknis, maka dilakukan pencabutan bulu secara manual dengan tangan praktikan sendiri.
5)      Bulu-bulu halus yang masih ada dibersihkan untuk selanjutnya cuci dengan air.
6)      Memotong pangkal leher ayam.
7)      Memotong kaki ayam pada bagian sendi lutut.
8)      Membuka rongga perut dengan cara memegang proventikulusnya dan tarik keluar seluruh alat pencernaannya. Pisahkan hati, jantung, danlimfanya kemudian keluarkan isi gizardnya dan cuci hingga bersih.
9)      Memotong karkas menjadi 4 bagian (2 bagian dada, 2 bagian paha), kemudian cuci bersih dan tiriskan.
10)  Menimbang karkas tersebut kemudian catat data-data yang ada.


















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
1)      Berat ayam hidup  2kg
2)      Berat bulu 129,4 gr
3)      Berat karkas  1388gr
4)      Berat empedu 17 gr
5)      Berat hati 39,5 gr
6)      Berat limfa 3,3 gr
7)      Berat jantung 9,2 gr
8)      Berat proventriculus 1 8,8 gr
9)      Berat proventriculus 2 7,8 gr
10)  Berat gizzard 1 42,6 gr
11)  Berat gizzard 2 30,4 gr
12)  Berat pancreas 5,1 gr
13)  Berat jantung 0,5 gr
14)  Berat lemak gizzard 7,4 gr
15)  Berat kaki 71,6 gr
16)  Berat ceca 8,9 gr
17)  Berat duodenum 14,5 gr
18)  Berat yeyenum 27,3 gr
19)  Berat ileum 17,8 gr
20)  Berat kepala 95,4 gr
21)  Panjang duodenum 36 cm
22)  Panjang yeyenum 80,5 cm
23)  Panajng ileum 73 cm
24)  Panajng rectum 11cm
25)  Panjang ceca kanan 14 cm
26)  Panjang ceca kiri 12 cm
27)  Warna paha 2.3
28)  Warna karkas 2.3
Hasil gambar untuk gambar pencernaan unggas
Gambar saluran pencernaan pada unggas

4.2 Pembahasan
Nama Organ
Data Praktikum
Data Literatur
Panjang (cm)
Berat (gram)
Panjang (cm)
Berat (gram)
Literatur
Oesophagus
13
2
20
5
Suprijatna et al., (2005)
Crop
8
23
7-10
5-7,5
Wihandoyonoet al. (2008)
Proventriculus
10
10
6
6-8,1
Sari dan Ginting (2012),Has et al.(2014)
Gizzard
6
30
5
25
Yoder et al.,  (2013)
Usus halus
Duodenum
27
12
12
Hamsah (2013)
Jejenum
79
18
74
21
Hamsah (2013)
Ileum
69
12
32
15
Usman (2010)
Organ tambahan
Hati
8
29
22
Tarigan et al., (2013)
Pankreas
11
3
2
Suprijatna et al., (2005)
Limfa
2
1
2
Resnawati (2010)
Tabel data pengukuran panjang dan berat organ pencernaan ayam
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan bahwa berat ayam hidup sebelum dipotong adalah 2 kg. Setelah pemotongan ayam didapatkan berat bulu 129,4 gr, berat 1388 gr. Menurut Murtidjo 2003,  persentase bagian non karkas pada ayam broiler untuk setiap umur berbeda-beda yaitu pemotongan 8 minggu persentase karkasnya untuk jantan 64,6%, kepala dan leher 6,5%, kaki 3,3%, hati 2,6%, ampela 4,4%, jantung 0,6%, usus 6,6%, darah 5,4%, dan bulu 6,0%. Untuk betina karkas 71%, kepala dan leher 4,8%, kaki 4,5%, hati 3,1%, ampela 5,6%, jantung 0,6%, usus 0,5%, darah 4,2% dan bulu 9,6% (Murtidjo, 2003).
.
Berdasarkan praktikum yangtelahdilaksanakan didapatkan proventriculus ayam  berat 8,5 gram. Has et al. (2014)menyatakan bahwa berat proventriculus yaitu 6 sampai 8,1 gram. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dan berat crop tidak berada pada kisaran normal. Faktor yang mempengaruhi bobot proventriculus adalah umur, bangsa, dan genetik ternak (Usman, 2010). Sari dan Ginting (2012) menjelaskan bahwa besar kecilnyaproventriculus dipengaruhi oleh pakan ternak. Proventriculus sebagai organ lambung sejati ayam memiliki peranan penting dalam pencernaan enzimatisnya.Sari dan Ginting (2012) menyatakan bahwa semakin besar ukuran proventriculus maka lebih maksimal untuk memproduksi asam hydrochloric (HCI) dan pepsin, dan enzim yang dapat memecah protein serta kandungan fosfor yang terikat oleh kandungan asam fitat.
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan berat 42,6 gram. Yoder et al.,  (2013) menyatakan bahwagizzard  beratnya 25gram sampai 30 gram. Suprijatna et.al.(2005), menyatakanbahwa peningkatan bobot gizzard dapat disebabkan karena peningkatan serat kasar dalam pakan. Peningkatan ini mengakibatkan beban gizzard lebih besar untuk memperkecil ukuran partikel ransum secara fisik, akibatnya urat daginggizzard tersebut akan lebih tebal sehingga memperbesar ukuran gizzard.Usman (2010) menyatakan bahwa semakin berat bobot gizzard maka kemampuan gizzard  dalam memperkecil ukuran partikel ransum secara fisik akan semakin besar.
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan panjangduodenum ayam 36 cm dan berat 14,5 gram. Hamsah (2013) menyatakan bahwa berat duodenum ayam umur 35 hari adalah 4 gram. Usman (2010) menyatakan bahwa perbedaan panjang dan berat duodenumdisebabkan karena perbedaan umur maupun jenis unggas, akibatnya terjadi penyerapan nutrien yang berlebih sehingga perfoma ayam meningkat dan diiringi produksi yang meningkat, akan tetapi ketika terlalu berlebihan maka bisa membuat perfoma ayam menurun.
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan panjangjejenum ayam 80,5 cm dan berat 27,3 gram. Hamsah (2013) menyatakan bahwa panjang jejunum ayam berkisar antara 58 sampai 74 cm dan berat 2,9 sampai 3,8 gram tiap 10 cm dari panjang jejenum atau sekitar 21 gram. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa panjang dari jejenum ayam berada dibawah kisaran normal, sementara berat dari jejenum berada diatas kisaran normal. Usman (2010) menyatakan bahwa hal ini disebabkan karena aktivitas, banyaknya pakan yang dikonsumsi, perbedaan umur ayam dan ukuran tubuh. Secara langsung panjang dan berat jejenum berpengaruh terhadap kondisi fisiologis ayam karena berkaitan dengan proses penyerapan/absorbsi nutrien.
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan panjangileum ayam 73 cm danberat 17,8 gram. Usman (2010) menyatakan bahwa ileummemiliki panjang 32 cm dan berat 15 gram. Berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa panjang ileum melebihi panjang kisaran normal dan berat ileumkurang dari kisaran normal. Usman (2010) menyatakan bahwa hal ini disebabkan karena aktivitas, benyaknya pakan yang dikonsumsi, perbedaan umur ayam dan ukuran tubuh. Semakin besarnya ukuran ileum menyebabkanpenyerapan menjadi tinggi dan diiringi produksi yang tinggi, sedangkan semakin pendek ukurannya maka dapat menyebabkan perfoma ayam menurun.
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan panjangcoecum ayam 14 cm danberat 8,9 gram. Suprijatna et al., (2005) menyatakan bahwa dalam keadaan normal, panjang setiap ceca 6 inci atau 15 cm. Usman (2010) menyatakan bahwa faktor yang menyebabkan perbedaan panjang dan berat coecum adalah karena perbedaan ukuran tubuh, umur, dan kemampuan coecum dalam mencerna serat kasar.Ukuran coecum yang diatas rata-rata menyebabkan pencernaan serat kasarmenjadi tinggi, tingginya pencernaan serat kasar berakibat pada tingkat produksinya.
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan berat hati ayam39,5 gram. Tarigan et al., (2013) menyatakan bahwapersentase berat hati normal ayam adalah 1,70 sampai 2,80 % dari berat ayamatau sekitar 22 sampai 37 gram. Bobot hati meningkat dipengaruhi oleh jumlah penyerapan nutrien dan kandungan serat kasar (Suprijatna et al., 2005).Sulistyoningsih (2015) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi bobot hati adalah bobot tubuh, spesies, jenis kelamin, umur, dan bakteri patogen. Usman (2010) menyatakan bahwa semakin besar ukuran hati, menunjukkan semakin banyak racun yang terdapat pada tubuh ayam. Hati berfungsi sebagai organ penyaring racun yang ada di dalam tubuh. Semakin panjang dan besar ukuran hati pada ayam, maka semakin tinggi tingkat kerja hati dalam proses detoksifikasi senyawa toksik yang terdapat pada tubuh ternak.
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan berat pankreas 3 gram. Suprijatna et al., (2005) menyatakan bahwa bobot pankreas berkisar antara 2 sampai 4,5 gram. Berdasarkan literatur diketahui bahwa pankreas pada ayam dalam kondisi normal. Perbedaan bobot pankreas disebabkan oleh jenis, umur, besar, aktivitas hewan dan juga sekresi enzim pencernaan yang dihasilkan oleh pankreas (Suprijatna et al., 2005). Berat pankreas yang meningkat memiliki hubungan yang erat terhadap proses pencernaan terhadap makanan (Suprijatna et al., 2005).  Kusmayadi (2004) menjelaskan bahwa pengaruh atau efek dari bobotpancreas yang relatifsama yaitu aktivitas kerja pancreas sebagai pensekresi enzim-enzim pencernaan dalam tubuh dapat berjalan lancar. Penyakit yang menyerang pancreas dapat merusak jaringan parenkim sehingga mengurangi produksi tripsin, steapsin, dan amylopsin yang diperlukan pada pencernaan zat-zat telur, lemak, dan pati.
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan diketahui bahwa  berat limfa ayam3,3 gram. Resnawati (2010) menyatakan bahwa bobot dari limfa ayam adalah sekitar 0,14 sampai 0,17 persen dari berat badan atau sekitar 2 gram. Berdasarkan literatur diketahui bahwa berat limfa pada ayam berada pada kondisi tidak normal. Perbedaan bobot limfa disebabkan olehtingkat pertumbuhan, jenis kelamin, strain ayam dan lingkungan (Resnawati, 2010). Limfa terletak dekat rempela dalam rongga perut yang berperan sebagai penyimpan sel-sel darah merah, oleh karena itu perbedaan ukuran dari kisaran normal sangat mempengaruhi kondisi fisik ayam (Resnawati, 2010).
            Berdasarkan hasil pengamatan praktikum ini didapatkan juga berat empedu 17 gr, berat jantung 9,2 gr, berat proventriculus 8,5 gr, lemak jantung 0,5 gr, lemak gizzard 7,4 gr, berat kaki 71,6 gr, berat kepala 95,4 gr, panjang rectum 11 cm warna paha 2.3 , dan warna karkas 2.3.














BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1)      sistem pencernaan pada ternak unggas yaitu organ dalam pada ternak unggas terdiri dari dua bagian, yaitu alat pencernaan dan organ tambahan.Alat pencernaan pada ternak unggas terdiri dari mulut, oesophagus, crop, proventikulus, gizzard, duodenum,   jejunum, ilieum, coecum, usus besar, dan kloaka.Adapun organ tambahan pada ternak unggas terdiri dari hati, pankreas, dan kantung empedu.
2)      Karkas adalah bagian dari tubuh unggas tanpa darah, bulu, leher, kepala, kaki dan organ dalam.

5.2 Saran
Agar pratikum selanjutnya dapat memperhatikan data agar lebih akurat dan lakukan pratikum dengan sebaik-baiknya.












DAFTAR PUSTAKA
Amrullah. I. K. 2006. Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunung Budi, Bogor.
Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler.Lembaga Satu Gunungbudi
              IPB. Bogor.
Hamsah. 2013. Respon Usus dan Karakteristik Karkas pada Ayam Ras Pedaging.Universitas Hasanuddin, Makassar.
Murtidjo, B.A. 1991. Mengelola Ayam Buras. Kanisius, Yogyakarta.
Rasyaf, M. 1994. Makanan Ayam Broiler. Yayasan Kanisius, Yogyakarta.
Resnawati, H. 2010. Bobot Organ-Organ Tubuh Pada Ayam Pedaging Yang Diberi Pakan Mengandung Minyak Biji Saga. Jurnal Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor.
Sari, M.L dan F Gurki N Ginting. 2012. Pengaruh Penambahan Enzim Fitase Pada Ransum terhadap Berat Relatif Organ Pencernaan Ayam Broiler. Jurnal Agripet Universitas Sriwijaya. Palembang
Suprijatna, E., U. Atmomarsono dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.
Suprijatna. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suprijatna, E., Dulatip Natawihardia. 2005. Pertumbuhan Organ Reproduksi Ayam Ras Petelur Dan Dampaknya Terhadap Performans Produksi Telur Akibat Pemberian Ransum Dengan Taraf Protein Berbeda Saat Periode Pertumbuhan. Jurnal Ilmiah Fakultas Peternakan UNDIP. Semarang.
Sulistyoningsih, Mei. 2015. Pengaruh variasi herbal terhadap organ dalam broiler. Seminar Nasional Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam.hlm 93-97.
Sutiyono. 2001.Pelatihan usaha penangkaran dan inseminasi buatan ayam bekisar dalam rangka pengelolaan sumber daya hutan bersama masyarakat. Semarang.
Tarigan, Ronstarci., O. Sjofjian., and I. H. Djunaidi. 2013. Pengaruhpenambahan probiotik selulolitik dalam pakan terhadap kualitas karkas, lemak abdominal dan berat organ dalam ayam pedaging. UniversitasBrawijaya. Malang.
Usman, Ahmad Nur Ramdani. 2010. Pertumbuhan Ayam Broiler (Melalui Sistem Pencernannya) Yang Diberi Pakan Nabati Dan Komersial Dengan Penambahan Dysapro. Institute Pertanian Bogor. Bogor.
Widianingsih, M. N. 2008. Persentase organ dalam broiler yang diberi ransum crumble berperekat onggok, bentonit, dan tapioca. Institut Pertanian Bogor.10-20.
Wihandoyo, J. H. P. Sidodolog, H. Sasongko, S. Sudaryati dan Tri Yuwanta. 2008. Ilmu Ternak Unggas. Bahan Ajar Lab. Ternak Unggas Bagian Produksi Ternak, Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Yoder, C. A., J. K. Graham, and L. A. Miller. 2009. Molecular Effect of Nicarbazin on Avian Reproduction. National Wildlife Research.Colorado State University.


LAMPIRAN





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LAPORAN PRAKTIKUM MK. PRODUKSI TERNAK POTONGDAN KERJA DI PETERNAKAN MASYARAKAT (LAPANGAN)

LAPORAN PRAKTIKUM MK. PRODUKSI TERNAK POTONGDAN KERJA DI PETERNAKAN MASYARAKAT (LAPANGAN) Oleh: Nama : Andrean Sian...